Minggu, 29 Maret 2015

Acara Dharma Santhi Tempek Pondok Bambu Jakarta Timur



Dharma Shanti adalah suatu ajaran untuk mewujudkan perdamaian diantara sesama umat manusia. Acara dharma shanti ini dapat dilaksanakan sesuai dengan keperluan situasi dan relevansinya dengan kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan.
Kegiatan dharma shanti untuk saling maaf memaafkan dengan hati dan pikiran yang suci serta ucapan yang tulus iklas. masing-masing pihak secara sadar dan dengan segala keterbukaan serta kejernihan hati menghapuskan kekilafan dan kealpaan diantara sesama kita. Dharma Shanti sebaiknya dilaksanakan dalam menyambut tahun baru Saka (hari Raya Nyepi) pada bulan chaitra setiap setahun sekali, yang dilaksanakan baik di dalam tingkat kelompok kecil (suka duka) maupun tingkat desa atau yang lebih besar lagi dengan melibatkan berbagai unsur dilingkungannya. Secara perorangan hal ini dapat dilakukan pada setiap kesempatan dan dimanapun berada. Berdasarkan hal tersebut, berbagai kelompok  umat Hindu terutama yang  tinggal di Jakarta sepertinya biasa melakukan kegiatan tersebut. Demikian juga  “Tempek  Pondok Bambu”  sebagai salah satu kelompok masyarakat Hindu mengadakan Dharma Santhi dalam  rangka Nyepi dan tahun baru  1937 saka, pada  Minggu, 29 Maret 2015 bertempat di kediaman salah seorang anggota yaitu Bapak Wayan Suarya  di  Komp. Pemda blok G 11   Pondok Kelapa.  Melalui Dharma Shanti diharapkan para umat sedharma dapat berkumpul dan saling mengucap maaf, membangun hubungan simakrama yang lebih baik di masa datang dan mengingatkan pentingnya hubungan dengan sesama umat manusia sebagai pelaksanaan konsep Tri Hita Karana. Melalui Dharma Shanti diharapkan tercipta hubungan yang harmonis antar sesama bhuwana alit dan dengan bhuwana agung sehingga dapat tercipta dunia yang damai dan ajeg.
Dalam acara tersebut, seperti tahun sebelumnya diisi  Dharma Wacana  Tema atau judul  dharma wacananya  terkait dengan palaksanaan dan makna Nyepi, disamping itu juga tentang Huruf  Sakti baik terkait dengan  makrokosmos ( alam ) maupun mikrokosmos ( fisik manusia ) . Nyepi bermakna penyucian diri (bhuwana alit) dan alam semesta (bhuwana agung). Penyucian ini diejawantahkan secara fisik dalam bentuk caru dan secara psikis dalam bentuk pengendalian diri (puasa). Berbagai rangkaian upacara dilaksanakan mulai dari melasti yang bermakna pembersihan diri atas segala kekotoran yang telah didapat selama setahun terakhir, kemudian dilanjutkan dengan Tawur Agung yang bermakna pengharmonisan kembali segala macam unsur pembentuk semesta, kemudian dilanjutkan dengan inti upacara yaitu Tapa Brata Penyepian yang bermakna pelatihan dan perenungan diri menuju tahun yang baru. Disaat tahun baru yang biasa kita kenal dimulai dengan hura-hura dan bersenang-senang, tetapi Hindu justru mengajarkan untuk menyambut tahun baru melalui kontemplasi dan pengenalan lebih jauh ke dalam diri, karena dari pengenalan diri itulah bermula suatu upaya untuk mengenal Ida Sang Hyang Widhi Wasa.Setelah dharmawacana dan tanyajawab, dilanjutkan dengan salam-salaman sebagai ungkapan ucapan selamat tahun baru 1937 saka sekaligus sebagai ungkapan  mohon maaf . Berikutnya ramah tamah dan makan siang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar